"Jika kita kehilangan duit, sebenarnya tiada apa-apa yang kehilangan; Kerana duit boleh dicari".
"Jika kita tidak sihat, itu ertinya kita sudah mula hilang sesuatu" ;
"Jika kita kehilangan akhlak, adab, perangai dan tingkahlaku; Itu ertinya kita sudah hilang segala-galanya".
Justeru, akhlak, adab, perangai dan tingkahlaku, mengatasi segala-galanya. Dalam ertikata lain; "adalah yang tertinggi". Dan ia merupakan suatu nilai yang mesti dipertahankan oleh individu atau semua orang. Itulah yang dikehendaki oleh Tuhan selaku pencipta hambaNya selama-lamanya.
Tetapi ramai yang tidak menyedarinya akan kehendak tersebut. Ramai di antara kita menghabiskan masa dan waktu mengejar kebendaan, kekayaan dan aktiviti-aktiviti kepentingan diri.
Sewajarnya kita manusia, sifat "suka mementingkan diri" mesti dicabut hingga ke akar umbinya dari hati masing-masing. Kita manusia semuanya sama dicipta dari "satu pencipta". Kita manusia di dalam dunia ini bagaikan "satu keluarga di bawah matahari yang satu". Sama ada yang percayakan Tuhan atau tidak, sama ada yang muda atau tua.
Apa yang penting adalah meningkatkan nilai - "nilai kemanusiaan". Tanpa nilai-nilai murni, kita manusia adalah hanya pada "paras rupa". Manusia yang penuh dengan nilai-nilai seperti amarah, cemburu, tamak haloba, atau sebagainya, semuanya itu adalah seperti "kebinatangan". Tahukah kita bahawa 'amarah' adalah 'sifat anjing' atau 'monyet'. Ingatkan diri itu, apabila rasa marah itu terbit;... Ingatkan diri itu bahawa kita bukanlah 'anjing', nanti rasa marah kita akan menyusut.
Banyak "nilai kebinatangan" bermaharajalela di dalam diri manusia dewasa ini. Itulah perkara-perkara yang kita sama-sama perlu perbetulkan. Justeru, apakah nilai-nilai kemanusiaan itu?
"Kasih sayang, belas kasihan, kebenaran, kesabaran, kesefahaman dan sebagainya. Itulah di antara nilai-nilai yang perlu kita tanamkan di dalam hati masing-masing".
Kehendak dan cubaan Tuhan terhadap hambaNya adalah pelbagai, dan apa hikmahnya di sebalik kehendakNya, di luar jangkauan akal fikiran manusia. Oleh itu, kita manusia cuba beraksi dan bertindak bersesuaian dengan keadaan tersebut.
Ada kalanya tindakan kita itu tidak cucuk atau tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Maka terbakarlah kita, melentinglah kita, kita marah, ada kalanya kita persalahkan orang lain. Serupa halnya dalam perangai kita yang lain-lainnya, seperti;
"Cemburu", "tamak haloba", "keangkuhan", "kepalsuan", atau sebagainya. Jika semuanya itu kita halakan atau tujukan kepada orang lain - semuanya itu, sebenarnya menzahirkan kelemahan, kedunguan dan kejahilan kita sendiri. Sifat-sifat begitu sebenarnya kita menekan diri kita sendiri dan tekanan yang kita rasai, tidak lagi tertanggung, maka orang lain kita jadikan 'sasaran'.
Usaha kita sepatutnya, mengekang kemasukan atau kehadiran perangai-perangai yang tidak sepatutnya.
saudaraku yang budiman lagi dikasihi;
"Pelbagai minyak; Seperti minyak petrol, minyak makan, arang batu,... adalah ditarik atau perap keluar jauh dari dalam dasar bumi atau sebagainya".
Pertama-tama, cuba fikirkan dari manakah terbit atau munculnya?
Kalau minyak petrol jauh ke dalam dasar laut, berlapiskan air masin, kalau arang batu dari perut bumi, kalau minyak kelapa, perlukankelapa tua, tetapi proses pemendapan sehingga terbentuk atau terciptanya bahan-bahan tersebut, tidaklah sekelip mata, tetapi bagaimanakah terjadinya?
Kemudian ia muncul menjadi kenyataan di permukaan.
Samalah juga dari dalam diri itulah muncul pelbagai keinginan, nafsu, amarah, kebencian atau sebagainya, yang sentiasa saja terkumpul dan tersembunyi di dalam diri itu - cuma suatu hari atau suatu masa, ia akan muncul ke permukaan. Maka awaslah! Agar kita dapat mengawalnya. Itulah nilai-nilai yang terpuji jika kita dapat membendungnya dari menular keluar dan menjangkiti orang lain yang tidak berdosa, angkara kita yang jahil dalam banyak hal.
Sebenarnya percubaan untuk mengawal dan mengekang marah adalah petanda kepada kelemahan kita. Adalah lebih baik kita menyedari sedalam-dalamnya yang kita ini adalah manusia yang punya sifat-sifat atau nilai terpuji secara semulajadi, kerana kita bukanlah binatang liar yang perlu disekolahkan, diasuh, diajar atau diagamakan, agar kita mesti jadi orang baik-baik.
Ingat! di dalam hidup ini "kesihatanlah kekayaan" kita. Tidak boleh dinafikan, memang manusia telah berjaya menakluk dan menguasai apa saja di dunia ini, tetapi ada kata-kata yang amat tua untuk dikongsi:
"Seseorang memang pakar dalam apa jua bidang ilmu pengetahuan".
"Seseorang mungkin boleh mengalahkan musuhnya dalam pidato dan perdebatan".
"Seseorang mungkin gagah perkasa dan berani di medan pertempuran".
"Seseorang itu mungkin seorang raja yang memerintah sebuah negara yang besar".
"Seseorang itu mungkin mampu menderma emas berpikul-pikul atas nama derma".
"Seseorang mungkin boleh mengira berjuta-juta bintang di langit".
"Seseorang mungkin boleh menamakan pelbagai jenis penghidupan di muka bumi ini".
Tetapi adalah mustahil dan tidak mungkin dia dapat mengawal denyut jantungnya sendiri, tubuh badannya, dunianya dan kocakan akal fikirannya.
Justeru, nasihat saya kepada pembaca, dalam apa jua tindakan melalui lima deria dan akal yang waras lagi bijaksana...
"Kuatkanlah kuasa perbandingan", agar kita tetap kekal sebagai "not only human, but be human!"
From Empty Hands,
A. Rahman bin Mahadi
Labis, Johore
016-6020321
16 February 2010
Next Topic: "Difference Between A Vision And Illusion"
Monday, February 15, 2010
Thursday, February 11, 2010
KNOW THE SECRET OF THE FIVE ELEMENTS
The whole world is pervaded by five elements. It cannot function even if one of the elements is absent. Therefore, for every man, "the FIVE elements are like his five life principles".
No one can comprehend the power of these elements. However, everyman must necessarily know the significance of these elements. Please remember!
"He alone is truly blessed and meritorious who understands their significance and acts accordingly. In fact, he would have achieved the objectives of human life".
It is the bounden duty of every man to recognize the import of these elements.
The "five elements" are the cause of man's pleasure and pain, good and bad. The five elements confer on man happiness or misery depending on how to makes use of them.
The five elements with names and forms may appear simple, but they are highly powerful.
Having been born, man lives for a few years, and ultimately gives up his body. The five elements are responsible for man's birth, growth and death.
The five elements are spread right from both microcosm and macrocosm. They are present in man from head to toe.
So, it is imperative that man should know the secret of these elements.
Having understood the significance of the five elements well, you must make concerted efforts to gain control over your five senses. You must use your intellect to understand the truth and shared your wisdom with friends and society.
First of all, you must exercised control over your vision. Among the five senses of perception. The eyes are endowed with immense power, they have four hundred thousand of light rays in them.
Today man is putting his senses to misuse and as a result, his body is becoming weaker day by day. His life-span is being reduced by his unsacred vision and the sensual pleasures that he is indulging in. Lakhs of light rays in his eyes are being destroyed because of his unsacred vision. That is the reason man is developing eye defects. So, one should have proper control over one's vision. Whatever be the spiritual practices that one may undertake, one cannot derive their benefits without having control over one's vision. Please remember!
"The 'EYES' are verily the 'sacred texts'".
Along with control over vision, one needs to have control over one's tongue. They are 3 lakhs of taste buds in the tongue. As man has become a slave to the taste, he consumes various delicacies and, in the process, spoils his tongue. Not merely that he makes his tongue utter unsacred words, but also hurts other's feeling by using harsh words.
His life span is further reduced by the misuse of his tongue in this manner. Lakewise, all the senses are losing their power as they are being put to misuse, thereby, cutting short his life-span.
First of all, man should keep his eyes and tongue under check. When these two are controlled, man's energy is revitalized. The power that one cannot attain from years of penance is obtained when man puts his eyes and tongue to sacred use.
Senses are like life principles for every man. Once you rein your senses, your life will be peaceful. You should not only avoid evil talk, but should talk less. Your speech should be short and sweet. Read sacred texts and sanctified your lives. Today people read books which pollute the mind.
It is very bad practice. Be it reading, writing, seeing or talking, let everything be good. Do not commit any mistake knowingly. Man unaware of his innate potential, he considers himself low and leads a life of delusion. People are under the mistaken notion that they derive happiness when the desires are fulfilled. In fact, happiness results not when desires are fulfilled, but when they are controlled.
Please remember! One can enjoy the state of bliss by controlling one's desires. One who craves for the fulfillment of his desires is always restless.
Desires correspond to "five elements" (outward path) in which there is no happiness in the world of five elements, whereas "you are distancing yourself from inward path".
From Empty Hands,
A. Rahman bin Mahadi
Labis, Johore
016-6020321
11 FEBRUARY 2010
Next Topic: 1. "Jika Kita Kehilangan Duit - Tiada Apa Yang Hilang,
Ia Masih Boleh Dicari". "Jika Kesihatan Kita Hilang -
Ertinya Kita Mula Hilang Sesuatu".
"Jika Perangai, Kelakuan, dan Akhlak Kita Hilang -
Itu Ertinya Kita Hilang Segala-galanya".
2. "Difference Between A Vision And Illusion"
No one can comprehend the power of these elements. However, everyman must necessarily know the significance of these elements. Please remember!
"He alone is truly blessed and meritorious who understands their significance and acts accordingly. In fact, he would have achieved the objectives of human life".
It is the bounden duty of every man to recognize the import of these elements.
The "five elements" are the cause of man's pleasure and pain, good and bad. The five elements confer on man happiness or misery depending on how to makes use of them.
The five elements with names and forms may appear simple, but they are highly powerful.
Having been born, man lives for a few years, and ultimately gives up his body. The five elements are responsible for man's birth, growth and death.
The five elements are spread right from both microcosm and macrocosm. They are present in man from head to toe.
So, it is imperative that man should know the secret of these elements.
Having understood the significance of the five elements well, you must make concerted efforts to gain control over your five senses. You must use your intellect to understand the truth and shared your wisdom with friends and society.
First of all, you must exercised control over your vision. Among the five senses of perception. The eyes are endowed with immense power, they have four hundred thousand of light rays in them.
Today man is putting his senses to misuse and as a result, his body is becoming weaker day by day. His life-span is being reduced by his unsacred vision and the sensual pleasures that he is indulging in. Lakhs of light rays in his eyes are being destroyed because of his unsacred vision. That is the reason man is developing eye defects. So, one should have proper control over one's vision. Whatever be the spiritual practices that one may undertake, one cannot derive their benefits without having control over one's vision. Please remember!
"The 'EYES' are verily the 'sacred texts'".
Along with control over vision, one needs to have control over one's tongue. They are 3 lakhs of taste buds in the tongue. As man has become a slave to the taste, he consumes various delicacies and, in the process, spoils his tongue. Not merely that he makes his tongue utter unsacred words, but also hurts other's feeling by using harsh words.
His life span is further reduced by the misuse of his tongue in this manner. Lakewise, all the senses are losing their power as they are being put to misuse, thereby, cutting short his life-span.
First of all, man should keep his eyes and tongue under check. When these two are controlled, man's energy is revitalized. The power that one cannot attain from years of penance is obtained when man puts his eyes and tongue to sacred use.
Senses are like life principles for every man. Once you rein your senses, your life will be peaceful. You should not only avoid evil talk, but should talk less. Your speech should be short and sweet. Read sacred texts and sanctified your lives. Today people read books which pollute the mind.
It is very bad practice. Be it reading, writing, seeing or talking, let everything be good. Do not commit any mistake knowingly. Man unaware of his innate potential, he considers himself low and leads a life of delusion. People are under the mistaken notion that they derive happiness when the desires are fulfilled. In fact, happiness results not when desires are fulfilled, but when they are controlled.
Please remember! One can enjoy the state of bliss by controlling one's desires. One who craves for the fulfillment of his desires is always restless.
Desires correspond to "five elements" (outward path) in which there is no happiness in the world of five elements, whereas "you are distancing yourself from inward path".
From Empty Hands,
A. Rahman bin Mahadi
Labis, Johore
016-6020321
11 FEBRUARY 2010
Next Topic: 1. "Jika Kita Kehilangan Duit - Tiada Apa Yang Hilang,
Ia Masih Boleh Dicari". "Jika Kesihatan Kita Hilang -
Ertinya Kita Mula Hilang Sesuatu".
"Jika Perangai, Kelakuan, dan Akhlak Kita Hilang -
Itu Ertinya Kita Hilang Segala-galanya".
2. "Difference Between A Vision And Illusion"
Monday, February 8, 2010
CIRI-CIRI MISTIK - GURU KETUHANAN
Ciri-ciri "orang mistik" lazimnya bukanlah seorang guru ketuhanan. Sebenar-benar orang mistik, ia tidak pernah mengembara, kerana "orang mistik tidak pernah berusaha untuk menemui sesiapa dan memindahkan segala pengalaman hidupnya". Ia telah memutuskan apa saja pengalaman yang dilaluinya tidak boleh dipindahkan. Dalam ertikata lain, tidak langsung boleh dihubungi dan didekati untuk mendapatkan sesuatu daripadanya.
Maka orang-orang mistik boleh disifatkan di sepanjang hayatnya adalah orang-orang yang tetap kekal berada di tempatnya, tidak mengembara dan menjelajah ke sana ke mari.
Padanya, apakah tujuannya menjelajah ke sana ke mari, masuk kampung, keluar kampung, dari satu negeri ke satu negeri yang lain, soalannya; Untuk apa?
Orang-orang mistik, ada pepatahnya sendiri yang sudah sangat tua:
"Sebuah perigi atau telaga, tetap kekal di situ. Hanya orang-orang
yang kehausan yang akan pergi ke perigi atau telaga tersebut.
Perigi atau telaga tidak boleh pergi kepada orang-orang yang sedang kehausan."
Tetapi lain halnya dengan pengembang-pengembang agama masing-masing, seperti Buddha, Mahwira, Bodhidharma, Shankara, Nagarjuna, Jesus, Muhammad s.a.w:
Mereka semua mengembara, walaupun mereka adalah orang-orang Ketuhanan.
Kalau pernah kita membaca sejarah di antara orang mistik adalah; Raman Maharshi, ia bukan seorang guru atau pendakwah.
Tetapi uniknya, adalah nabi besar Muhammad s.a.w
"Ia bukan sahaja seorang "Nabi dan Rasul", tetapi seorang Mistik dan
juga pendakwah."
Beliau mempunyai pepatahnya sendiri, mirip mengenai "Telaga dan Kehausan", dengan kata-katanya yang sangat indah. Katanya:
"Jika bukit-bukit, gunung-gunung, tidak dapat datang
kepadaku (Muhammad), tetapi aku (Muhammad) akan pergi
mendapatkan bukit atau gunung tersebut."
Muhammad itu bukan sahaja nabi dan rasul, tetapi beliau juga seorang guru... Tidak pula beliau menentang orang-orang mistik. Asasnya nabi Muhammad s.a.w amat tahu, ia tidak semudah apa yang difikirkan, malah amat sukar dan mustahil untuk berkomunikasi tentang hal-hal yang "HAK", dan hal-hal mengenai "MENGENAL DIRI" - atau "Kesedaran Diri Dalaman" masing-masing. Kerana "Ilmu Kerohanian" atau "Ilmu Ketuhanan", adalah suatu ilmu yang "melampaui kata-kata bahasa dan perbualan".
Tetapi namun apapun, ada guru yang arif dan bijak menyampaikan "secara tidak langsung" (indirect) untuk "menterjemah pengalaman dalamannya" yang sudah dirasai dan dialaminya, dengan mengalihbahasakan secara terjemahan luaran. Tetapi... Caranya boleh dicari, dan dijumpai. Mungkin alatnya juga boleh dicipta seperti apa yang dikatakan. Dan mungkin juga tidak boleh diperkatakan atau sesuatu yang "HAK" itu hanya mampu didengar sahaja.
Sebenarnya, kalau berbicara mengenai yang "HAK" - penekanannya adalah "ianya langsung tidak boleh diperkatakan", dan sebenarnya ia telah dipersetujui oleh orang mistik dan guru ketuhanan itu sendiri - "ia tidak boleh diperbualkan".
Tetapi bagi guru ketuhanan, ada bantahannya sendiri dan tidak bersetuju dengan orang mistik dalam satu hal katanya:
Walaupun ia tidak boleh diperbual atau diperkatakan - tetapi ia masih boleh didengar dan dilihat melalui mata seorang guru, dengan kehadiran seorang guru melalui kasih sayangnya, melalui ketenangan dan kesenyapannya hanya sekadar berada di sisinya - Semuanya itu boleh diterjemahkan melalui sikap dan tingkahlakunya untuk mengenalinya yang ianya adalah "guru Kerohanian atau Ketuhanan" .
Memang tidak dapat diungkap dengan kata-kata - tetapi sesiapa yang mendekatinya ... hatinya mula bergetar dan menari-nari, menanti lagu nyanyian, ungkapan perbualan yang akan timbul.
Bila kita berhadapan dengan seorang guru Ketuhanan, si murid pasti sedar bahawa ia sedang berhadapan dengan "seseorang yang luar biasa" - tidak ada penghidupan seperti orang biasa langsung - pada guru terdapat sesuatu yang lebih. Untuk menyedarinya, ia boleh dilihat dan disedari melalui sikapnya yang "penuh ketenangan", "penyepi dan pendiam", yang mengalir darinya adalah "keharmonian, kesejahteraan, dan kedamaian". Padanya, ia tidak peduli sama ada kita seorang "pencari", "ingin mengetahui", hendak dengar atau tidak - ia tetap dengan dirinya.
Seorang mistik atau seorang guru Ketuhanan, kedua-duanya punya pengalaman yang sama - cuma mereka punya pandangannya masing-masing - tetapi "kedua-duanya adalah sama dan betul".
Pada pemahaman saya selaku penyelidik dan pemerhati, "orang-orang mistik adalah orang-orang biasa, yang datangnya dari pelbagai kategori". Lazimnya ia merupakan orang-orang yang tidak petah, bukan seorang pemuisi, bukan seorang pelukis, bukan seorang pengukir, pemuzik, atau penari. Ia datangnya dari orang-orang biasa.
Tetapi bagi "guru Ketuhanan atau Kerohanian", mereka adalah orang-orang yang petah, berbakat:
"Kalau ia tidak boleh bercakap, ia boleh melukis."
"Kalau ia tidak boleh bercakap, ia boleh mengukir."
"Kalau ia tidak boleh bercakap, ia boleh menari."
"Kalau ia tidak boleh bercakap, ia boleh menyanyi."
Justeru, melukis, mengukir, menari, menyanyi, dan lain-lainnya, adalah "kreativiti seni", yang semuanya itu merupakan alat baginya di mana bahasa tidak mampu untuk menyampaikannya.
Ada juga orang-orang yang bukan saja petah dengan bahasa, malah ia boleh juga bercakap melalui kata-katanya itu dan menghantar kata-katanya dalam bentuk maklumat kepada kita tanpa perlu bercakap.
Justeru, "asas" atau "fungsi" "seorang guru Ketuhanan":
Pertama-tama adalah; Mendapatkan seorang murid atau pengikut yang mampu memahaminya tanpa perlu bercakap, berkata, melalui kata-kata tersebut, yang boleh duduk dalam kesenyapan, tetapi dilimpahi atau dipenuhi dengan "KETENANGAN".
Dalam ertikata lain, jika seseorang berada di sisi seorang guru Ketuhanan, sudah memadai, ia bagaikan menyerahkan sesuatu - seolah-olah matahari sedang menyingsing, burung-burung mula berkicauan, ayam-ayam mula berkokok, tiada siapapun memberitahu kepadanya bahawa matahari sudah mula hendak terbit; Cuma yang ada hanya "cahaya" - Kegelapan mula lenyap, malam sudah berakhir, seluruh alam sedang meraikannya. Kuntum-kuntum bunga mula menyerlah dan mengembang dan menyebarkan haruman di seluruh pelusuk alam.
Demikian orang mistik mencapai maksud memenuhi ruang hidupnya, menyudahi perjalanannya. Tetapi orang mistik bukanlah seorang jenis yang berbakat.
Bagi guru Ketuhanan, ia bagaikan membuat kerja lebih masa, walaupun kerjanya sudah habis. Tetapi kebijaksanaannya, bakatnya masih menuntut penjelasan dan pemahaman.
Mengenai "orang-orang sufi" pula, mereka adalah orang-orang yang penuh "barakah". Guru-guru "sufi" tidak banyak bezanya dengan lain-lain guru di dunia ini. Mereka adalah orang-orang yang penuh "barakah" - Cuma jika kita orang yang cepat atau mudah faham, keterbukaan, cuma mendekati mereka saja, kita sudah dapat merasakan "getarannya". Suatu "sinaran" tanpa kita ketahui mula meresap dan menembusi kita.
Ia juga boleh dikatakan "suatu rahmat" atau "berkat". Lazimnya seseorang itu mencari guru untuk mendapat "keberkatan". Seseorang yang mendapat "petunjuk" dan "dibukakan hatinya", akan mendapat "pancaran cahaya". Pancaran "nur" atau "cahaya" tersebut adalah :
"Tidak ubah seperti bumi yang sedang kehausan, yang memerlukan mendungan awan
untuk menyiram kita".
Pada waktu dan ketika itulah seseorang itu mencari guru, lalu "mencium tangannya" dan duduk diam di sisi guru tersebut.
"Seseorang yang sudah berada di sisi "guru sufi", tiada apa yang dipercakapkan - tetapi segala-galanya didengari. Tiada apa yang disoal atau ditanyakan, tetapi semuanya bagaikan diberi dan terjawab".
"BARAKAH" adalah merupakan "prinsip" bagi "orang-orang mistikal" yang berlaku di antara pengikut yang menerima dan guru yang memberi "LADDUNI".
Ada di antaranya atau ada kalanya, kita tidak menyedari bahawa "dia" seorang guru - jika kita tidak peka dan perihatin.
Orang-orang "sufi" sangat berhati-hati. Bukan mudah hendak mengenali seorang seseorang "guru sufi", mungkin ada yang mengambil masa berbulan-bulan atau bertahun-tahun, untuk mengenali dan menemuinya. Kadang-kadang guru tersebut, mereka adalah jiran kita, atau di hadapan hidung kita.
Seseorang yang sudah dapat menemui "guru sufi", mereka akan bertambah dan semakin kuat "kehausannya", semakin kuat "kerinduannya". Pertanyaan dan perbualannya "bukan kebiasaan" - Ia adalah "soal hidup dan mati".
Jika seseorang itu terputus dengan "guru sufi", dirasakannya bagai hendak mati, kerana pencariannya adalah "soal hidup dan mati".
Orang-orang sufi "bermuslihat" dan menjalani hidupnya macam orang biasa. Mungkin mereka seorang pekebun, pembuat kasut, tukang jahit, penjual sayur, atau apa saja. Tiada apa yang istimewa yang terdapat padanya. Perlu diingat, tiada siapa boleh mendekai guru sufi, kecuali ia dikenalkan oleh seseorang kepadanya. Dan orang yang membawa itu pula benar-benar bertanggungjawab bahawa kawannya itu "sudah bersedia".
Bagi mendekati lengkungan "orang-orang sufi", mungkin mengambil masa bertahun-tahun di sisinya untuk memahami sesuatu. Walaupun kelihatan dua puluh atau tiga puluh orang di sisi guru sufi, tetapi ramai di antaranya bukan saja matanya tertutup, tetapi "akalnya juga terkunci", tidak memahami apa-apa.
Bila seseorang yang sudah berada di sisi orang-orang sufi, tiada apa yang perlu dilakukan, kecuali duduk diam, menyepi secara "keterbukaan" - nanti "hujan akan turun dan menyirami kita, tetapi jangan ambil payung atau takut basah".
"Minumlah air tersebut, yang diberikan oleh "guru sufi" itu dengan sepuas-puasnya - ia suatu rahmat. Kita sudah berada di atas "landasan yang betul", ia akan membuat kita bertambah berani, untuk kita harungi apa jua "kegelapan dunia". Kerana kita sudah "sangat yakin" dan "percaya" bahawa "pagi pasti menjelma".
Ambil ingatan dan perhatian!...
"Wajah" seorang guru sufi, "pergerakannya", "diamnya" - Semuanya perlu "diresapi" agar ianya dapat jadi "sebahagian dari kita".
Sidang pembaca yang dikasihi!...
Bagi yang mencari, carilah ia "di dalam diri sendiri", jangan dicari di luar sana. Kerana setiap individu ada haknya.
Fahami istilah "GU-RU"
"Gu" - ertinya "penghapus"
"Ru" - ertinya "kegelapan"
Justeru, "Guru" adalah "penghapus kegelapan" di ruang otak yang bergelar "kejahilan".
Sesiapa saja yang "mencari", bawakan kepada saya:
"Bekas, minyak dan sumbu, nanti akan saya nyalakan sumbu tersebut - Tetapi awas!
Anda lindungilah api yang sudah dinyalakan itu, pastikan sumbunya jangan habis, minyaknya jangan kering".
Saudaraku pembaca yang budiman;
Kalau kita tidak faham "kejahilan" itu apa, maka tidak usah hairan kalau kita terlibat di dalam kerja-kerja kejahilan!
From Empty Hands,
A. Rahman bin Mahadi
Labis, Johore
016-6020321
8 February 2010
Next Topic: "Know The Secret Of The Five Elements"
Maka orang-orang mistik boleh disifatkan di sepanjang hayatnya adalah orang-orang yang tetap kekal berada di tempatnya, tidak mengembara dan menjelajah ke sana ke mari.
Padanya, apakah tujuannya menjelajah ke sana ke mari, masuk kampung, keluar kampung, dari satu negeri ke satu negeri yang lain, soalannya; Untuk apa?
Orang-orang mistik, ada pepatahnya sendiri yang sudah sangat tua:
"Sebuah perigi atau telaga, tetap kekal di situ. Hanya orang-orang
yang kehausan yang akan pergi ke perigi atau telaga tersebut.
Perigi atau telaga tidak boleh pergi kepada orang-orang yang sedang kehausan."
Tetapi lain halnya dengan pengembang-pengembang agama masing-masing, seperti Buddha, Mahwira, Bodhidharma, Shankara, Nagarjuna, Jesus, Muhammad s.a.w:
Mereka semua mengembara, walaupun mereka adalah orang-orang Ketuhanan.
Kalau pernah kita membaca sejarah di antara orang mistik adalah; Raman Maharshi, ia bukan seorang guru atau pendakwah.
Tetapi uniknya, adalah nabi besar Muhammad s.a.w
"Ia bukan sahaja seorang "Nabi dan Rasul", tetapi seorang Mistik dan
juga pendakwah."
Beliau mempunyai pepatahnya sendiri, mirip mengenai "Telaga dan Kehausan", dengan kata-katanya yang sangat indah. Katanya:
"Jika bukit-bukit, gunung-gunung, tidak dapat datang
kepadaku (Muhammad), tetapi aku (Muhammad) akan pergi
mendapatkan bukit atau gunung tersebut."
Muhammad itu bukan sahaja nabi dan rasul, tetapi beliau juga seorang guru... Tidak pula beliau menentang orang-orang mistik. Asasnya nabi Muhammad s.a.w amat tahu, ia tidak semudah apa yang difikirkan, malah amat sukar dan mustahil untuk berkomunikasi tentang hal-hal yang "HAK", dan hal-hal mengenai "MENGENAL DIRI" - atau "Kesedaran Diri Dalaman" masing-masing. Kerana "Ilmu Kerohanian" atau "Ilmu Ketuhanan", adalah suatu ilmu yang "melampaui kata-kata bahasa dan perbualan".
Tetapi namun apapun, ada guru yang arif dan bijak menyampaikan "secara tidak langsung" (indirect) untuk "menterjemah pengalaman dalamannya" yang sudah dirasai dan dialaminya, dengan mengalihbahasakan secara terjemahan luaran. Tetapi... Caranya boleh dicari, dan dijumpai. Mungkin alatnya juga boleh dicipta seperti apa yang dikatakan. Dan mungkin juga tidak boleh diperkatakan atau sesuatu yang "HAK" itu hanya mampu didengar sahaja.
Sebenarnya, kalau berbicara mengenai yang "HAK" - penekanannya adalah "ianya langsung tidak boleh diperkatakan", dan sebenarnya ia telah dipersetujui oleh orang mistik dan guru ketuhanan itu sendiri - "ia tidak boleh diperbualkan".
Tetapi bagi guru ketuhanan, ada bantahannya sendiri dan tidak bersetuju dengan orang mistik dalam satu hal katanya:
Walaupun ia tidak boleh diperbual atau diperkatakan - tetapi ia masih boleh didengar dan dilihat melalui mata seorang guru, dengan kehadiran seorang guru melalui kasih sayangnya, melalui ketenangan dan kesenyapannya hanya sekadar berada di sisinya - Semuanya itu boleh diterjemahkan melalui sikap dan tingkahlakunya untuk mengenalinya yang ianya adalah "guru Kerohanian atau Ketuhanan" .
Memang tidak dapat diungkap dengan kata-kata - tetapi sesiapa yang mendekatinya ... hatinya mula bergetar dan menari-nari, menanti lagu nyanyian, ungkapan perbualan yang akan timbul.
Bila kita berhadapan dengan seorang guru Ketuhanan, si murid pasti sedar bahawa ia sedang berhadapan dengan "seseorang yang luar biasa" - tidak ada penghidupan seperti orang biasa langsung - pada guru terdapat sesuatu yang lebih. Untuk menyedarinya, ia boleh dilihat dan disedari melalui sikapnya yang "penuh ketenangan", "penyepi dan pendiam", yang mengalir darinya adalah "keharmonian, kesejahteraan, dan kedamaian". Padanya, ia tidak peduli sama ada kita seorang "pencari", "ingin mengetahui", hendak dengar atau tidak - ia tetap dengan dirinya.
Seorang mistik atau seorang guru Ketuhanan, kedua-duanya punya pengalaman yang sama - cuma mereka punya pandangannya masing-masing - tetapi "kedua-duanya adalah sama dan betul".
Pada pemahaman saya selaku penyelidik dan pemerhati, "orang-orang mistik adalah orang-orang biasa, yang datangnya dari pelbagai kategori". Lazimnya ia merupakan orang-orang yang tidak petah, bukan seorang pemuisi, bukan seorang pelukis, bukan seorang pengukir, pemuzik, atau penari. Ia datangnya dari orang-orang biasa.
Tetapi bagi "guru Ketuhanan atau Kerohanian", mereka adalah orang-orang yang petah, berbakat:
"Kalau ia tidak boleh bercakap, ia boleh melukis."
"Kalau ia tidak boleh bercakap, ia boleh mengukir."
"Kalau ia tidak boleh bercakap, ia boleh menari."
"Kalau ia tidak boleh bercakap, ia boleh menyanyi."
Justeru, melukis, mengukir, menari, menyanyi, dan lain-lainnya, adalah "kreativiti seni", yang semuanya itu merupakan alat baginya di mana bahasa tidak mampu untuk menyampaikannya.
Ada juga orang-orang yang bukan saja petah dengan bahasa, malah ia boleh juga bercakap melalui kata-katanya itu dan menghantar kata-katanya dalam bentuk maklumat kepada kita tanpa perlu bercakap.
Justeru, "asas" atau "fungsi" "seorang guru Ketuhanan":
Pertama-tama adalah; Mendapatkan seorang murid atau pengikut yang mampu memahaminya tanpa perlu bercakap, berkata, melalui kata-kata tersebut, yang boleh duduk dalam kesenyapan, tetapi dilimpahi atau dipenuhi dengan "KETENANGAN".
Dalam ertikata lain, jika seseorang berada di sisi seorang guru Ketuhanan, sudah memadai, ia bagaikan menyerahkan sesuatu - seolah-olah matahari sedang menyingsing, burung-burung mula berkicauan, ayam-ayam mula berkokok, tiada siapapun memberitahu kepadanya bahawa matahari sudah mula hendak terbit; Cuma yang ada hanya "cahaya" - Kegelapan mula lenyap, malam sudah berakhir, seluruh alam sedang meraikannya. Kuntum-kuntum bunga mula menyerlah dan mengembang dan menyebarkan haruman di seluruh pelusuk alam.
Demikian orang mistik mencapai maksud memenuhi ruang hidupnya, menyudahi perjalanannya. Tetapi orang mistik bukanlah seorang jenis yang berbakat.
Bagi guru Ketuhanan, ia bagaikan membuat kerja lebih masa, walaupun kerjanya sudah habis. Tetapi kebijaksanaannya, bakatnya masih menuntut penjelasan dan pemahaman.
Mengenai "orang-orang sufi" pula, mereka adalah orang-orang yang penuh "barakah". Guru-guru "sufi" tidak banyak bezanya dengan lain-lain guru di dunia ini. Mereka adalah orang-orang yang penuh "barakah" - Cuma jika kita orang yang cepat atau mudah faham, keterbukaan, cuma mendekati mereka saja, kita sudah dapat merasakan "getarannya". Suatu "sinaran" tanpa kita ketahui mula meresap dan menembusi kita.
Ia juga boleh dikatakan "suatu rahmat" atau "berkat". Lazimnya seseorang itu mencari guru untuk mendapat "keberkatan". Seseorang yang mendapat "petunjuk" dan "dibukakan hatinya", akan mendapat "pancaran cahaya". Pancaran "nur" atau "cahaya" tersebut adalah :
"Tidak ubah seperti bumi yang sedang kehausan, yang memerlukan mendungan awan
untuk menyiram kita".
Pada waktu dan ketika itulah seseorang itu mencari guru, lalu "mencium tangannya" dan duduk diam di sisi guru tersebut.
"Seseorang yang sudah berada di sisi "guru sufi", tiada apa yang dipercakapkan - tetapi segala-galanya didengari. Tiada apa yang disoal atau ditanyakan, tetapi semuanya bagaikan diberi dan terjawab".
"BARAKAH" adalah merupakan "prinsip" bagi "orang-orang mistikal" yang berlaku di antara pengikut yang menerima dan guru yang memberi "LADDUNI".
Ada di antaranya atau ada kalanya, kita tidak menyedari bahawa "dia" seorang guru - jika kita tidak peka dan perihatin.
Orang-orang "sufi" sangat berhati-hati. Bukan mudah hendak mengenali seorang seseorang "guru sufi", mungkin ada yang mengambil masa berbulan-bulan atau bertahun-tahun, untuk mengenali dan menemuinya. Kadang-kadang guru tersebut, mereka adalah jiran kita, atau di hadapan hidung kita.
Seseorang yang sudah dapat menemui "guru sufi", mereka akan bertambah dan semakin kuat "kehausannya", semakin kuat "kerinduannya". Pertanyaan dan perbualannya "bukan kebiasaan" - Ia adalah "soal hidup dan mati".
Jika seseorang itu terputus dengan "guru sufi", dirasakannya bagai hendak mati, kerana pencariannya adalah "soal hidup dan mati".
Orang-orang sufi "bermuslihat" dan menjalani hidupnya macam orang biasa. Mungkin mereka seorang pekebun, pembuat kasut, tukang jahit, penjual sayur, atau apa saja. Tiada apa yang istimewa yang terdapat padanya. Perlu diingat, tiada siapa boleh mendekai guru sufi, kecuali ia dikenalkan oleh seseorang kepadanya. Dan orang yang membawa itu pula benar-benar bertanggungjawab bahawa kawannya itu "sudah bersedia".
Bagi mendekati lengkungan "orang-orang sufi", mungkin mengambil masa bertahun-tahun di sisinya untuk memahami sesuatu. Walaupun kelihatan dua puluh atau tiga puluh orang di sisi guru sufi, tetapi ramai di antaranya bukan saja matanya tertutup, tetapi "akalnya juga terkunci", tidak memahami apa-apa.
Bila seseorang yang sudah berada di sisi orang-orang sufi, tiada apa yang perlu dilakukan, kecuali duduk diam, menyepi secara "keterbukaan" - nanti "hujan akan turun dan menyirami kita, tetapi jangan ambil payung atau takut basah".
"Minumlah air tersebut, yang diberikan oleh "guru sufi" itu dengan sepuas-puasnya - ia suatu rahmat. Kita sudah berada di atas "landasan yang betul", ia akan membuat kita bertambah berani, untuk kita harungi apa jua "kegelapan dunia". Kerana kita sudah "sangat yakin" dan "percaya" bahawa "pagi pasti menjelma".
Ambil ingatan dan perhatian!...
"Wajah" seorang guru sufi, "pergerakannya", "diamnya" - Semuanya perlu "diresapi" agar ianya dapat jadi "sebahagian dari kita".
Sidang pembaca yang dikasihi!...
Bagi yang mencari, carilah ia "di dalam diri sendiri", jangan dicari di luar sana. Kerana setiap individu ada haknya.
Fahami istilah "GU-RU"
"Gu" - ertinya "penghapus"
"Ru" - ertinya "kegelapan"
Justeru, "Guru" adalah "penghapus kegelapan" di ruang otak yang bergelar "kejahilan".
Sesiapa saja yang "mencari", bawakan kepada saya:
"Bekas, minyak dan sumbu, nanti akan saya nyalakan sumbu tersebut - Tetapi awas!
Anda lindungilah api yang sudah dinyalakan itu, pastikan sumbunya jangan habis, minyaknya jangan kering".
Saudaraku pembaca yang budiman;
Kalau kita tidak faham "kejahilan" itu apa, maka tidak usah hairan kalau kita terlibat di dalam kerja-kerja kejahilan!
From Empty Hands,
A. Rahman bin Mahadi
Labis, Johore
016-6020321
8 February 2010
Next Topic: "Know The Secret Of The Five Elements"
Subscribe to:
Posts (Atom)